JellyPages.com

Sunday 9 May 2010

Kamu mau ambil lagi atau nggak?

Kelas ini ramai, aku duduk di deretan nomor empat dari depan persis di tepi gang tempat kami jalan. Pagi setlah di antar papa, aku langsung duduk di bangku dan diam di situ sampai semua bangku terisi di kelas terisi dan belpun berbunyi. Aku lihat sekeliling aku, penuh. Celoteh mulut-mulut kecil mengeluarkan bunyi yang aku tidak pernah mengerti apa yang mereka bicarakan. Berisik bila satu kelas bicara semua. aku hanya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat satu-persatu wajah kawan-2ku.

Ku dengar ibu guru di depan kelas meminta perhatian, membawa setumpuk kertas lipat untuk dibagikan. Aku menerima selembar. Kulihat masing-masing kawanku juga memegang selembar kertas. Kuperhatikan perintah ibu guru, melipat ke bawah, ke samping, dibalik, lalu miring...jadi deh perahu kertas. This is it my favourite. Kalo papa lihat, pasti aku dipuji karena bisa melakukannya dengan benar, senangnya.

Tiba-tiba di hadapan aku sudah tergeletak mainan kayu puzzle, ibu guru membagikannya lagi dan mengambil perahu kertas aku. Berusaha ke ambil lagi perahu itu, ingin kutunjukkan pada papa, tapi ibu guru itu cepat berlalu. Kupandangi puzzle kayu di hadapanku...kuperhatikan gambar 2 buah mawar warna merah. Kubalik pelan-pelan sehingga keping-2 jadi berhambur di atas mejaku. kubalikkan satu persatu dan mulai aku susun dalam wadah patronnya. Baru keping ke dua mau aku letakkan, tiba-tiba seorang anak laki-laki sudah berdiri di samping aku, memegang puzzle kayunya yang masih rapi tertata, dia bilang "aku mau puzzlemu, tukar ya?". aku termanggu dan belum menjawab, puzzleku sudah berpindah tangan dan puzzlenya tergelat di atas meja kuningku. What is it? Aku lihat puzzle itu bergambar kapal perang, dan aku nggak suka. Ku biarkan puzzle itu di atas meja tanpa kusentuh. Benakku bertanya, kenapa temanku mau puzzle aku? Aku menoleh mencari dimana teman aku duduk, dan kutemukan dia berada di sebelah gang bangku aku. Dia syik menata puzzleku. Ah, sudahlah. Toh dia senang bermain dengan puzzle itu. Aku tetap tidak menyentuh puzzle gambar kapal di hadapanku, sampai puzzle itu diambil kembali oleh ibu guru.

Esok harinya, aku masuk dan duduk di kelas dan bangku yang sama. Pagi ini ibu guru akan membagikan kacang hijau ke cangkir-cangkir kami. Aku suka kacang hijau yang dibuat ibu guru. Kuahnya bening dan segar. Kuulurkan cangkir minum aku untuk diisi kacang hijau dari ibu guru. Kukeluarkan sendokku, dan mulai menikmati kacang hijau itu. Manis, segar dan masih hangat. Kuselesaikan memakannya sampai habis. Hmmm...hangat di perut aku. Dan kami dibagikan kembali puzzle kayu yang sama seperti kemarin, aku dapat puzzle dua buah mawar warna merah seperti kemarin. Langsung kubalikkan puzzle itu dan cepat-2 aku menyusunnya. Ada 4 keping yang harus aku susun dan kini keping ke tiga sudah terpasang. Namun, anak laki-laki itu sudah berada disebelah aku lagi, dan dia mengambil puzzleku. Aku pandangi dia, "kenapa diambil lagi?" aku bertanya. dia bilang "aku mau puzzle kamu, aku sudah selesaikan puzle aku kok, kamu main puzzle aku ya". Jadi, aku tidak menyelesaikan lagi puzzle mawar merah itu. Sedihnya, lalu kulihat puzzle yang ditukar olehnya. Oh, gambar yang berbeda, gambar kuda. Akhirnya aku kerjakan puzzle itu hingga selesai dan kuserahkan ke meja ibu guru di depan.

Hari ini aku berangkat sekolah di antar mama. Karena papaku jaga malam. Kelas TK ini masih sepi, mama terlalu pagi mengantar aku. Hingga akhirnya satu persatu kawan-kawan di kelas aku masuk dan duduk di meja masing-masing. Pelajaran pertama menulis huruf tegak di buku tulis halus yang dibagikan ibu guru. Tidak dapat aku selesaikan satu halaman penuh, masih tersisa 2 baris di bawah yang belum terisi. Aku selalu mengerjakan hati-hati, papa selalu menyuruh aku begitu. Setelah buku itu aku kembalikan ke ibu guru, kembali puzzle di bagikan dan aku mendapatkan puzzle yang sama seperti kemarin-kemarin, gambar 2 buah mawar merah. dan sengaja tidk aku kerjakan, tidak aku balik seperti biasanya. Tak berapa lama, anak laki-2 itu sudah berdiri di samping aku lagi membawa puzzlenya, lalu aku melihatnya dan berkata "mau ambil puzzle aku lagi ya?" tanyaku ketus. Dia menganggukkan wajah kecilnya, hatiku jadi nggak tega, padahal maksudnya menggertak dia untuk mundur, ternyata kuulurkan puzzle itu padanya dan melihat bola matanya berbinar menerima puzzle itu dan setengah berjingkat duduk di bangkunya. Aku menghela napas dan melihat dia asyik menyusun puzzle itu, dan puzzle di meja aku tidak aku hiraukan lagi.

Selang bebrapa waktu, puzzle itu tidak kembali dibagikan ibu guru, tapi berganti dengan lilin plastism. Tak ada yang mau mengambil bagian aku untuk mainan ini. Karena semua sama baik warna dan porsinya. Aku asyik menikmatinya, membuat bulatan, plintiran, dipipihkan hingga menjadi berbagai macam benda disitu. Kulihat semua temanku melakukan hal yang hampir sama. Membuat ulat, perkakas dapur, bunga, untir-untir masih banyak lagi. Tapi aku merindukan puzzleku. Kapan ya main puzzle lagi.

Kupikir aku nggak akan bertemu lagi dengan puzzle gambar mawar merah itu, tapi hari ini dia tergeletak di meja aku. Berbinar mataku, akhirnya aku bertemu puzzle itu lagi. Dan kucari teman yang suka mengambil puzzle aku, kuhampiri dia dan berkata "Kamu mau ambil lagi atau nggak?" sembari kuulurkan puzzle itu. Dia melihat aku setengah tidak percaya, dan dia bilang "iya". Aku tersenyum dan mengambil puzzlenya di atas meja, bertukar dengan puzzleku, puzzle gambar mawar warna merah. dan aku kembali ke meja kuningku untuk menyelesaikan puzzle itu.

No comments: