JellyPages.com

Friday 18 June 2010

Drama itu bukan buat aku

Semua sudah berkumpul di ruang kolintang. Para ibu-ibu sibuk berbincang satu sama lain. Kami anak-anak juga melakukan hal yang sama. Aku, seperti biasa selalu duduk di kursi yang sama, dekat pintu dan memperhatikan yang lainnya. Hari ini bukan ibu-ibu yang berlatih, tapi kami, anak-anaknya. Entah untuk lomba apa, aku juga nggak pernah paham. Beberapa anak telah dipilih untuk memainkan peran, termasuk temanku yang menyenangkan itu. Aku masih duduk di situ, sepertinya aku tidak terlibat. Benar, mamaku keberatan bila aku terlibat. Menurutnya, peran itu untuk anak yang lainnya saja, aku tidak perlu. Dan aku hanya memandangi temanku yang mulai mendapatkan instruksi untuk berlatih.

Rupanya, drama itu drama musikal, entah apa temanya. Yang aku tahu, temanku diminta berjalan memutari ruang kosong dengan menggandeng tangan seorang anak perempuan yang saat itu belum datang untuk berlatih. Akhirnya, pelatih meminjam aku untuk ikut berlatih. Aku suka terlibat, tapi mamaku melarang, karena khawatir aku kecewa tidak ikut tampil. Dan aku bilang, tidak apa-apa meski hanya latihan. Sering aku menjadi peran pengganti saat berlatih. Aku dan temanku seperti menikmati latihan itu, kami berjalan bersama, tertawa bersama bila salah dan menggerakkan anggota badan kami bila di instruksikan oleh pelatih. Menyenangkan sekali bisa bermain bersama Dia, temanku.

Tiba hari H, waktu pelaksanaan. Aku tetap duduk di kursi biasanya. Kuperhatikan temanku sedang berganti kostum, sepertinya pakaian daerah Bali. Dia nampaknya suka pakai kostum itu. Aku tersenyum setiap Dia melihat ke arahku. Setelah selesai, Dia minta perias untuk memakaikan kostum pasangannya ke aku. Aku menggelengkan kepala dan berkata,"aku tidak ikut, kan aku hanya bantu latihan saja". Temanku bengong memandangiku, Dia tidak mau. Dia menunjuk ke arahku dan berkata, "Aku mau sama kamu aja". Para ibu-ibu tampak panik, bagaimana ini. Akhrnya pasangan peran temanku tiba dan sudah berhias, tinggal berganti kostum saja. Segera Dia dipakaikan kostumnya dan diminta berlatih sebelum berangkat. Temanku tetap tidak mau, hingga dibujuk bahwa ini hanya latihan, nanti tampilnya akan bersama aku. Oleh mama, aku diajak keluar dari ruangan, aku ingin melihat, tapi tidak boleh. Aku sedih, aku ingin melihat temanku tampil, tapi tidak boleh. Dari kejauhan kudengar temanku memanggil aku, aku cuma bisa memandanginya saja. Kudengar juga seorang ibu membujuknya dengan mengatakan bahwa aku keluar ruangan untuk berganti kostum. Meskipun itu semua bohong, aku keluar untuk dipulangkan oleh mamaku, karena khawatir pertunjukkan akan batal bila aku ada disitu, karena temanku tidak mau berpasangan dengan anak perempuan yang dipilih, tapi maunya dengan aku. Maaf yang teman, drama itu bukan buat aku.

No comments: