JellyPages.com

Sunday 6 June 2010

Kenapa pita bajuku ditarik?

Aku sudah mandi, bajuku rapi dengan pita di atas bahuku. Ramputkupun sudah tersisir rapi dengan pita juga di atas kepalaku. Tanteku emang jempolan deh kalo jahit baju buat aku, selalu menarik untuk dilihat dan dipegang. Papa menanyakan, bila aku sudah siap segera naik mobil, agar mamaku tidak terlambat lomba karena masih harus menjemput beberapa orang. Aku bergegas masuk kedalam mobil dan duduk di bangku depan. Tak berapa lama, mamaku masuk ke dalam mobil juga dan kami berangat.

Entah akan ada lomba apa, aku masih terlalu kecil untuk mengerti kegiatan para orang dewasa, hanya saja kalau mama ada acara, aku selalu ikut, berharap bertemu dengan teman mainku. Mobil tiba-tiba telah tiba di deretan rumah yang hampir sama tampak depannya. Aku memandangi rumah itu, kami turun dan mamaku sudah bertemu dengan sekumpulan ibu-ibu yang sudah menunggu. Aku masih memandangi rumah itu, rumah siapa yah. Terdengar suara lembut seorang ibu mengajak aku masuk, karena aku masih termangu di depan rumah. Aku masuki rumah itu dan duduk di kursi samping pintu, terdengar suara riuh di rumah bagian dalam dan aku melongok ingin tahu. Tiba-tiba ada yang aneh di bahu aku, lho kok pita di atas bahu aku lepas, kuraih dua helai kain dan mencoba menyatukannya lagi, tapi tidak bisa. Kok bisa lepas yah, dan kudengar suara tawa kecil dibalik pintu. Seorang ibu rupanya mengamati aku dan berkata, lepas ya mbak, sini dibetulkan, masnya usil yah. Aku bengong, mas? siapa? Aku dipangku ibu itu dan ditalikan lagi pita di atas bahuku. Tiba-tiba ibu itu memanggil nama anak laki-laki dan menyuruhnya segera mandi. Bergegas anak itu segera mandi dan segera keluar lagi? cepat sekali. Dengan berbalut handuk dipinggang, dia berlari masuk kamar depan dan membuka lemarinya untuk mengambil pakaian. Pintunya nggak ditutup, ah...aku jadi malu dan menutup mukaku. masih dipangku ibu itu, mereka tertawa melihat aku menutup mukaku. Tak sengaja pita rambutku lepas dan ibu itu segera meminta sisir untuk menyisir rambut aku, dan memasang pita rambutku kembali. Kulihat anak laki-laki itu sudah rapi memakai kemeja dan celana pendek, menunggu disisir rambutnya oleh ibu yang menyisir rambutku. Aku turun dari pangkuan ibu itu, dan ibu itu menyisir rambut anak laki-laki itu sambil berkata, jangan nakal yah, adiknya jangan dilepas lagi pitanya. Aku memandanginya, jadi anak ini yang menyebabkan pita di bahu aku lepas.

No comments: