JellyPages.com

Friday 25 June 2010

Mawar di atas pagar

Baru saja aku bangun dari tidur siang, sedikit lelah hari ini. Pintu rumahku masih tertutup, kutengok kamar mama juga tertutup. Aku membuka jendela dinding rumah bagian depan. Jalanan sepi, sepertinya semua sedang lelap menikmati tidur siang. Mataku tertuju pada sesuatu di atas pagar batu hitam pembatas rumahku. Apa itu? Aku segera membuka pintu rumahku dan menuju ke pagar, di atas pagarku ada bunga mawar, masih segar seperti baru dipetik. Siapa yang meletakkan di situ yah. Aku ingin tahu dari mana bunga ini berasal. Kuambil mawar itu, kuperhatikan betul mawar merah yang kupikir tidak ada di sekitar rumahku. Aku berjalan ke pantai dan memperhatikan halaman rumah tetangga, dari mana bunga ini berasal? Tidak ada yang sama. Aku kembali lagi ke rumah dan masuk ke dalam rumah. Segera aku ambil gelas dan kuisi air sedikit, kuletakkan mawar ke dalam gelas dan kuletakkan di meja belajar aku dalam kamar. Perasaan aku tertuju ke Dia, sepertinya iya. Hanya Dia yang konsisten memberi aku bunga mawar. Gambar bunga mawar, puisi bungan mawar dan sekarang bunga mawar di atas pagarku. Aku merenung, apa aku harus tanyakan besok di sekolah ya?

Jam istirahat pertama berbunyi, aku masih di bangku kelas, belum beranjak. Kuperhatikan Dia sudah keluar kelas....ah, beranikah aku tanya? Aku ragu-ragu, tapi aku juga ingin tahu. Aku cuma berani menghela nafas dan menunggu. Aku tetap di bangku, nggak keluar kelas. Teman sebangkuku sudah berulang kali mengajak keluar tapi aku tolak, akhirnya teman sebangkuku pergi keluar kelas dengan teman lain. Aku diam di bangkuku, dan berharap Dia masuk ke kelas, sehingga aku bisa bertanya. Tapi waktu istirahat usai sudah, dan teman-2 sudah mulai masuk, termasuk Dia yang berjalan lewat bangkuku. Aku berdiri dan spontan bertanya,"kamu letakkan mawar merah di atas pagar rumahku ya?". Spontan juga dia jawab,"nggak." Aku ulangi bertanya,"bukan kamu ya yang taruh mawar merah di atas pagar rumahku". Dia tidak menjawab dan berlalu. Aku menghela nafas sambil duduk ke bangkuku. Lalu siapa yah?

Sepulang sekolah aku menahan mata untuk tidak tidur. Bila kemarin aku tidak tahu siapa yang meletakkan mawar itu, mungkin hari ini ada mawar lain lagi di atas pagarku lagi. Aku menunggu dalam kamar, karena mama sudah menyuruh aku tidur, tapi aku tidak mau tidur. Aku ingin tahu siapa yang meletakkan bunga itu. Kubuka setengah jendela kamarku, agar mudah aku melihatnya. Kutunggu sambil tiduran di tempat tidur tengah. Beberapa kali aku tengok pagar dan halaman rumahku, masih sepi. Aku kembali lagi ke tempat tidurku. Berulang kali duduk di kursi meja belajar, tempat tidur, begitu berulang kali.

Ada suara dari arah luar, aku melongok tapi pandanganku terhalang pohon nangka depan rumahku. Kulihat ada bayangan orang di depan rumahku. Aku keluar kamar dan mencoba membuka jendela rumah untuk melihat siapa di depan rumahku. Kenapa sulit sekali gerendel jendela ini dibuka. Duh, udah nggak sabar melihatnya. Ketika berhasil kubuka, orang itu sudah tidak ada. Aku segera membuka pintu rumah dan setengah berlari menuju pagar. Kulihat ada mawar merah di atas pagar, kutengok ke kiri dan ke kanan, jalanan sepi dan kulihat di ujun jalan masuk komplekku, seorang anak laki-laki mengayuh sepedanya cepat menghilang di ujung jalan. Apa itu Dia, terlalu jauh dan cepat untuk memastikan itu adalah Dia. Aku kecewa tidak segera cepat mengenalinya. Aku melihat mawar merah itu masih di atas pagar, dan di pagar bagian bawah ada kertas terlipat segitiga jatuh. Apa ini juga ditinggalkan oleh orang yang sama? Aku ambil keduanya dan masuk ke kamarku.

Jam istirahat pertama sudah terwewati, tapi aku belum berani bertanya lagi ke Dia soal bunga mawar dan kertas di atas pagar rumahku. Sekarang istirahat ke dua, semua teman sudah keluar dari ruang kelas termasuk Dia. Aku memperhatikan deretan jendela kaca sebelah kiri dan kanan, berharap melihat Dia berjalan masuk kelas. Dan benar saja, dari deretan kaca sebelah kiri, arah pintu masuk kelas, aku melihat Dia berjalan ke kelas, sendiri. Aku beranjak duduk dan menuju pintu masuk yang sama. Belum sampai aku ke pintu, Dia sudah masuk dan hampir menabrak aku. Langsung aku tanya di situ, "Kamu kemarin ke rumahku untuk meletakkan mawar dan kertas ini ya?". Dia melihat kertas di tanganku dan menjawab,"ya, kenapa". "Aku suka." Aku menjawab pendek dan melihat matanya. Sedikit kaku dia menjawab,"Tapi sudah habis." Aku bingung dengan jawaban itu, habis? apa ya yang habis? dan bel istirahat berbunyi, teman-2ku sudah mulai berebut masuk kelas. Akupun kembali ke bangkuku. Paling tidak aku tahu, memang Dia yang meletakkan bunga mawar di atas pagar....aku suka diperhatikan begitu. Terima kasih.

3 comments:

adishbyyulie said...

In my family, only me who liked red rose, the others more liked jasmine. And everytime you gave me one, it always kept in my heart as the others roses from you.

Until now, only you, a man who gave me a rose to impress me and told me how's your feeling, not just in a special occasion. i liked it very much.

Thank you honey, I Love You...

Anonymous said...

since I was kid, my mother has introduced a rose, and therefore also liked so much

roses were always planted in my yard
sometime I like to describe the roses to give to you
I can only describe white paper and put flower took in the yard to put on your House fence

all that I can give to you that there is in my heart

and it takes a long time, that you understand that I love you

Anonymous said...

kayaknya aku kehabisan kata-kata deh,

dan menjadi tak kuasa menahan mataku untuk tidak basah