JellyPages.com

Wednesday 9 June 2010

Rambut aku jangan ditarik

Sesuai pesan papa, rambut aku nggak boleh dipotong. Papa suka sekali aku punya rambut panjang. Mulai kenaikan kelas 2 SD, rambutku tidak pernah tersentuh gunting rambut lagi. Kini sudah lewat punggung panjangnya. Setiap papampulang layar, bukan pelukan yang aku dapat, tapi rambutku selalu dielus dahulu. Kenapa yah? aku nggak pernah tahu alasannya.

Rambut itu selalu aku gerai, aku kesulitan menjalin rambut aku, terlalu panjang dan selalu tidak rapi. Mungkin kurang latihan dan waktu yang kurang. Bila berangkat sekolah, rambut itu selalu aku gerai atau aku ikat satu ekor kuda. Karena itu lebih mudah buat aku, bila diikat 2 selalu menuntut kerapian yang balance, dan aku nggak bisa :(.

Pelajaran sudah mulai, aku duduk di bangku deretan nomor 2 dari depan. Aku asyik melihat ke papan tulis dan memperhatikan guruku menerangkan. Terdengar suara sedikit berisik di belakangku, aku menoleh ke belakang. Mataku beradu dengan mata itu, mata yang tersenyum. Lho, kok bisa duduk dibelakangku? Aku heran, karena seharusnya dia duduk di bangku belakang. Teman disebelahnya berkata, rambutmu dibuat mainan. Aku kembali melihat dia, seperti takut aku marah, dan aku bilang biarin, nggak papa kok, asal jangan ditarik ya. aku kembali memperhatikan pelajaran guru. Dan aku merasa rambutku disentuh.

Rupanya guru di depan kelas memperhatikan apa yang dia lakukan dengan rambutku, dia ditegur kenapa asyik mainkan rambut aku dan seharusnya dia duduk di belakang, mengapa pindah? Dia tidak bisa menjawab, tapi teman di sebelahnya yang menjawab, bila dia ingin menyentuh rambutku. Duh, kasian.....kan jadi malu. Dia bergegas kembali ke belakang ke tempat bangkunya, dan aku merasa kehilangan.

Di lain waktu, aku sudah selesai mengerjakan tugas yang diberikan guru dan segera akan mengumpulkannya di depan. Aku segera berdiri dan tanpa aku sadari tiba-tiba ada yang mendorong aku dan auwww...rambut aku ketarik. Aku menoleh ke belakang dengan geram dan .... dia, mata tersenyum berkata dengan takut, bukan aku tapi dia yang mendorong aku sehingga rambutmu ketarik. Aku cuma menghela nafas dan bilang, kenapa rambut aku ditarik, sakit. Dia cuma bilang maaf. Aku segera mengumpulkan tugasku ke depan dan kembali lagi di bangkuku. Menunggu bel berbunyi tanda istirahat. Tiba-tiba dia sudah ada di sebelah bangkuku dan berkata, "aku tadi pegang rambutmu dan temanku mendorong aku, karena kaget aku bergerak mundur tapi rambutmu belum aku lepaskan sehingga ketarik, maaf". Aku tersenyum dan bilang, "nggak papa, kalo mau pegang rambut aku, bilang ya".

No comments: